Kroya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
Kroya adalah sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Cilacap, jawa
tengah, merupakan kota berkembang & pusat perdagangan di wilayah
timur Cilacap. juga merupakan jalur pertemuan antara jalur KA dari arah
Bandung-Tasikmalaya dengan jalur KA dari Cirebon (Kejaksan)-Purwokerto.
Hal ini mengakibatkan Stasiun Kroya memiliki tingkat lalu lintas
terpadat di Daerah Operasi 5 Purwokerto, dan untuk mengakomodasinya,
emplasemen stasiun ini dibuat sepanjang 600 m. Stasiun Kroya merupakan
stasiun terbesar di wilayah Kab. Cilacap. di kota Kroya terdapat sebuah
pasar tradisonal yang cukup besar & berada di tempat yang strategis.
Kroya berbatasan langsung dengan wilayah banyumas di sebelah utara,
Nusawungu di sebelah timur ,kecamatan Adipala di sebelah barat &
kecamatan binangun di sebelah selatan
Daftar isi |
Demografi
Kondisi kerukunan umat beragama di Kecamatan Kroya terbina dengan
baik, dimana para tokoh agama senantiasa menjalin silaturahmi dalam
rangka meningkatkan peran serta dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan
antar umat beragama. Jumlah penduduk di Kecamatan Kroya menurut agama
yang dianut, terdiri dari ; Islam : 101.663 jiwa, Katholik : 417 jiwa,
Protestan : 913 jiwa, Hindu : 16 jiwa, Budha : 318 jiwa.
Sedangkan jumlah tempat peribadatan adalah: Masjid : 94 buah,
Mushola/langgar : 262 buah, Gereja katholik : 4 buah, Gereja protestan :
10 buah, Vihara : 5 buah.
selain etnis suku Jawa, di Kroya juga banyak di temui etnis lain dari
berbagai daerah & etnis Tionghoa, Arab, yang membaur dengan
masyarakat ,bahkan ada yang dari keturunan Yaman, juga beberapa keluarga
indo-Belanda yang bisa di temui di wilayah Bajing wetan sekitar kantor
pos. beberapa etnis tionghoa ada yang menganut konghucu. terdapat juga
beberapa orang Yahudi di kota Kroya yang jumlah nya sangat sedikit
sekali. Kaum Yahudi di kroya merupakan keturunan etnis campuran antara
Jawa, Manado, Ambon & Belanda yahudi. Mereka tinggal di kota ini
& berkomunikasi dalam ibadahnya dengan perserikatan yahudi di
indonesia.
Kondisi sosial meliputi aspek Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial
Budaya dan Hankam (IPOLEKSOSBUD HANKAM). Secara umum kondisi social
ekonomi masyarakat di Kecamatan Kroya berada pada kondisi yang cukup
baik, artinya secara prinsipil tidak terdapat tindakan–tindakan yang
mengarah pada upaya penggantian idiologi negara, ancaman disintegrasi
bangsa, serta tindakan-tindakan sara khususnya yang mengarah pada
perpecahan antar etnis, suku dan agama.
Transportasi
Kondisi sarana dan prasarana transportasi darat di Kecamatan Kroya
secara umum cukup memadai meskipun belum sepenuhnya memenuhi tuntunan
kebutuhan yang di harapkan. Fasilitas perhubungan di Kecamatan Kroya
meliputi 1 buah terminal dan 1 buah stasiun. Jaringan transportasi darat
di Kecamatan Kroya tercatat sepanjang 209,9 km. Kondisi ini tentu saja
masih memerlukan peningkatan atau pengembangan demi mendukung percepatan
pembangunan yang bergerak cepat. Dilihat dari jenis jalan, maka dapat
dirinci sebagai berikut : a. Jalan Beraspal : 110,10 km b. Jalan Keras :
58,50 km c. Jalan Tanah : 62,80 km
Perekonomian & sarana
Guna mendukung iklim investasi di Kabupaten Cilacap serta kegiatan
industri dan perdagangan, tersedia fasilitas pasar baik milik pemerintah
daerah maupun desa. Untuk pasar milik pemerintah daerah yang berada di
Kecamatan Kroya tercatat ada 1 buah, sedangkan pasar milik desa sebanyak
10 buah. Ditinjau dari segi pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat
Kecamatan Kroya tergolong tinggi. Hal ini karena didukung fasilitas
pendidikan yang memadai, yaitu meliputi : 85 buah SD / MI, 15 buah SLTP /
MTs dan 6 SLTA, 3 SMK, 1 Akademi, dan 7 Pondok Pesantren. Pendidikan
informal yang ada di Kroya meliputi; LPK Bahasa (24), Komputer (3),
Menjahit (6), Sopir/Montir (3), dan lainnya (18). Jumlah Prasarana
Kesehatan yang ada di Kecamatan Kroya terdiri dari 2 buah Puskesmas, 10
Puskesmas Pembantu, 11 Polindes, dan 108 Posyandu. Konstribusi
masyarakat Kecamatan Kroya dalam menunjang PAD Kabupaten Cilacap di
sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup besar, dimana pada tahun 2008
total baku ketetapan sebesar Rp. 1.157.550.000,- (satu milyard seratus
lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan 51.161
lembar SPPT,- telah lunas dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.